Business Software Alliance (BSA) kembali merilis laporan survey
perilaku pengguna dan sikap terhadap pembajakan perangkat lunak Hak
Kekayaaan Intelektual (HKI) dalam blog resminya, BSA TechPost.
Hasilnya,
dari 32 negara di seluruh dunia yang disurvey, Indonesia menempati
urutan ke 7 sebagai negara dengan pengguna perangkat lunak illegal.
Disebutkan, 65% pengguna komputer pribadi mengaku memperoleh software
seringkali atau bahkan selalu mendapatkannya dengan cara ilegal.
Dari
32 negara yang dipantau, 9 di antaranya terletak di kawasan
Asia-Pasifik. Enam di antaranya yaitu China, Vietnam, Malaysia,
Thailand, Indonesia, dan Korea Selatan – menempati peringkat 10 negara
dengan tingkat pembajakan individu paling tinggi dari semua negara yang
diteliti.
Berikut ini daftar terbaru 15 negara utama yang paling banyak melakukan pembajakan di seluruh dunia:
"Diperkirakan
ratusan juta oknum pembajak telah membuat kerugian sebesar US$59 miliar
atau sekitar Rp504 triliun dari seluruh perangkat lunak yang dibajak
tahun lalu,” kata Robert Holleyman, Presiden dan CEO BSA, 7 September
2011.
Dari penelitian BSA, bukti-bukti yang ditemukan jelas
menunjukkan bahwa cara menurunkan tingkat pembajakan perangkat lunak
adalah dengan mendidik para pelaku bisnis maupun individu tentang
hal-hal apa yang legal - serta meningkatkan penegakan hukum di bidang
hak kekayaan intelektual.
Menurut Donny A. Sheyoputra, juru
bicara BSA Indonesia, pihaknya berkomitmen dalam mendukung pemerintah
untuk melawan pembajakan software melalui penegakan hukum dan kegiatan
edukasi mengenai penggunaan software berlisensi.
“Untuk
menciptakan rezim HKI yang kuat, kami dengan tegas mendukung Direktorat
Jenderal HKI merevisi UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,” kata
Donny. “Dalam kaitannya dengan penggunaan software tanpa lisensi untuk
kepentingan bisnis, RUU Hak Cipta mengatur pertanggungjawaban pidana
korporasi terhadap perusahaan yang tetap menggunakan software tanpa
lisensi dalam kegiatan operasional mereka,” tegas Donny.
Dalam
penelitian kali ini, Ipsos Public Affairs melakukan penelitian untuk BSA
dengan mensurvei sekitar 15.000 pengguna komputer pribadi di 32 negara.
Penelitian dilakukan termasuk dengan wawancara langsung secara
perorangan maupun online kepada 400 hingga 500 responden di tiap negara.• VIVAnews
gak salah nih gan,, knp indonesia bukan yg nomor satu yah..?? wakakaka
ReplyDeleteya mungkin seharusnay gan
ReplyDelete