Dalam beberapa tahun terakhir, dalam sejumlah publikasi jurnal
ilmiah, santer dibicarakan bahwa populasi ubur-ubur telah melejit. Hewan
ini akan segera mendominasi lautan di Bumi dalam beberapa dekade ke
depan.
Perilaku manusia terhadap lautan, termasuk penangkapan
ikan yang berlebihan dan menyebabkan pemanasan global disebut-sebut
telah menjadi pemicu dari masalah yang semakin mengancam tersebut.
Namun,
setelah diteliti lebih lanjut, Robert H Condon dan 16 peneliti lain
dari Dauphin Island Sea Lab, Alabama, Amerika Serikat, teori yang
menyatakan bahwa ubur-ubur akan segera menginvasi seluruh lautan Bumi
kurang memiliki bukti-bukti yang kuat.
“Persepsi bahwa populasi
ubur-ubur meledak merupakan akibat semakin banyaknya perhatian yang
diberikan terhadap penelitian terkait ubur-ubur,” kata Condon, dikutip
dari Science Blog, Sabtu 4 Februari 2012.
Selain itu,
Condon melanjutkan, kurangnya pengetahuan yang baik terhadap bagaimana
perilaku ubur-ubur di masa lalu menghasilkan kesimpulan yang
menyesatkan. Temuan ini sendiri sudah dipublikasikan oleh Condon dan
rekan-rekannya dalam jurnal BioScience.
Dari fosil-fosil
dan bukti-bukti dokumenter yang tersedia, diketahui bahwa ledakan
populasi ubur-ubur secara spektakuler merupakan hal yang normal dalam
sejarah alami spesies tersebut.
“Ledakan populasi ini ada
kaitannya dengan siklus perubahan iklim alami Bumi,” kata Condon.
“Sayangnya, ledakan populasi ubur-ubur di laut kurang banyak mendapatkan
perhatian di dekade-dekade dan abad-abad lalu,” ucapnya.
Meski
begitu, Condon dan rekan-rekannya menyebutkan bahwa perubahan dalam
jumlah populasi ubur-ubur dan organisme laut yang serupa tetap
menghadirkan konsekuensi yang penting bagi ekologi kelautan di
sekitarnya. Tren ini juga bisa terpengaruh oleh aktivitas manusia.
“Untuk
itu, kami akan membuat database yang komprehensif untuk dapat
mengetahui lebih lanjut terkait tren pertumbuhan makhluk ini serta
dikaitkan dengan aktivitas manusia,” ucap Condon. “Yang pasti, kesan
bahwa ubur-ubur akan terus mendominasi lautan dalam beberapa dekade ke
depan merupakan kesimpulan yang salah,” ucapnya. (art)• VIVAnews
No comments:
Post a Comment